MC, Sigi – Pasca bencana yang terjadi 28 September 2018 silam di Palu, Sigi dan Donggala telah memberi dampak kerusakan pada sejumlah infrastruktur sekolah. Seperti halnya di SMAN 10 Sigi yang beralamat di jalan poros Palu- Bangga Kecamatan Dolo Selatan yang hingga kini belum tersentuh bantuan rehabilitasi.

Kepala SMAN 10 Sigi Sukardin, S,Pd menuturkan dengan sejumlah bangunan rusak berat tersebut sebelumnya sudah ada koordinasi dengan dinas dan PUPR,

Namun, karena bangunan kita ini betul-betul rubuh dan waktu itu saya usahakan supaya sudah ada pemutihan terkait penghapusan aset. Dan sudah ada penghapusannya dari dinas pendidikan provinsi, “kenapa saya desak lalu karena mengingat demi keamanan para siswa agar tidak diminta bangunan rubuh, olehnya saya desak harus segera dirubuhkan,” ujarnya.

Lebih jauh kata Sukardin Dari Balai PUPR sudah tiga kali melakukan pengukuran sampai saat ini belum ada realisasinya, serta waktu itu di cek pada perencanaan provinsi sebenarnya ada untuk dua ruang di tahun 2021, karena DAK kan tidak ada untuk Sigi dan Tolitoli, tapi yang ada waktu itu intervensi PUPR untuk dua ruang, tapi setelah itu tidak ada lagi untuk bantuan tersebut.

Kita berharap sesegera mungkin bisa terealisasi dari pembangunan itu, paling tidak sejumlah pembangunan untuk ruang kelas karena kami sekarang punya ruang kelas itu tinggal tiga, sementara rombongan belajar ada 10.

“Jadi semua ruang guru kita sekat menjadi kelas, ruang tata usaha pun dijadikan kelas, serta laboratorium di samping yang nantinya terpakai saat pembelajaran tatap muka aktif,” tutupnya.